Home » » Aku ingin anakku mulai belajar berenang juga

Aku ingin anakku mulai belajar berenang juga

Berenang. Hmm... kalo setahun yang lalu diriku diajak berenang, pasti jawabannya "TIDAK, Terima-kasih". Takut soalnya :) Tetapi mulai beberapa bulan yang lalu, setelah belajar cara berenang, setiap ada ajakan berenang, pasti jawabannya menjadi "OKE, insyaallah lihat situasi di rumah dulu". Maklum punya tanggungan anak yang masih kecil :) Repot khan kalo pas gak ada yang jagain.
Sekarang, berenang merupakan salah satu olah raga dan rekreasi kesukaanku. Empat gaya pun sudah dikuasai. He he he .... cuma pemantapan dan pendalamannya aja yang kurang. Hanya sekedar bisa aja lah. Yach, hanya untuk sekedar acara berenang dalam rangka rekreasi sekeluarga (rekreasi) saja sih oke oke saja. Bukan untuk tujuan olah raga atau perlombaan. ^_^
Terkait dengan rekreasi keluarga tersebut, pengen juga mengajak anak-anak untuk turut belajar berenang pula. Dengan usia mereka yang masih di bawah 2 tahun, kira-kira mungkin gak yach? Sempat tanyak dengan salah satu pelatih renang di kota Pacitan, dijawab gak bisa (gak berani). Katanya, minimal anak harus berusia 3 tahun.

Aku ingin anakku mulai belajar berenang juga

Namun dari artikel yang ada di Universitas Internet, belum menemukan syarat usia minimum anak untuk belajar berenang. Hanya penekanan pada proses pembelajarannya.
Berikut artikel hasil copas dari juliarditisna[dot]blogspot[dot]com/2010/06/langkah-langkah-belajar-renang-bayi[dot]html

Aku ingin anakku mulai belajar berenang juga - arfi

Aku ingin anakku mulai belajar berenang juga - radin

LANGKAH-LANGKAH BELAJAR RENANG

Untuk mulai mengajari bayi berenang, kata dokter spesialis kesehatan olahraga dari RS Pondok Indah, Jakarta ini, bayi mesti melalui tahap pengenalan air.
* Lakukan latihan awal dengan menggunakan kolam plastik sebelum masuk ke kolam sungguhan. Basahi tubuhnya seperti ketika memandikan agar tak timbul fobia air. Bawa serta mainan tahan air seperti mainan bebek atau ikan, agar ia merasakan main di kolam sebagai sesuatu yang menyenangkan. Jangan ragu untuk melibatkannya agar mau bermain-main, seperti menciprat-cipratkan air. Ini akan memancingnya untuk tersenyum dan tertawa, sekaligus menstimulasi kemampuan motoriknya.
* Jika si kecil sudah akrab dengan air, ajaklah ia untuk masuk ke kolam renang sungguhan. Namun, sebelumnya ada beberapa faktor yang mesti diperhatikan, antara lain:

- Kedalaman kolam

Jangan bawa bayi ke kolam renang yang tidak memiliki bagian khusus untuk anak. Pilihlah area yang tingkat kedalamannya hanya sebatas pinggangnya. Selain menghindari hal-hal yang tak diinginkan, semisal tenggelam, kolam yang terlalu dalam juga dikhawatirkan membuat si kecil merasa tak nyaman yang malah mengakibatkannya jadi takut air. Untuk mengenalkan tingkat kedalaman
yang berbeda, lakukanlah secara bertahap, dari yang paling dangkal.

- Suhu air
Air kolam renang sebaiknya jangan terlalu dingin atau terlalu panas. Usahakan yang bersuhu kurang lebih sama dengan suhu badan. Air yang terlalu dingin maupun panas bisa menyebabkan si kecil sakit.

- Kejernihan air
Usahakan air kolam renang jernih dan tak keruh, sehingga kalaupun terminum tidak mengakibatkan apa-apa. Sedapat mungkin hindari kolam renang yang airnya mengandung kaporit karena justru akan berdampak buruk pada mata dan kulitnya.

- Lantai kolam
Perhatikan kebersihan lantai kolam. Hindari yang permukaannya licin karena bisa mengakibatkannya gampang terpeleset.

* Sebagai langkah awal, seperti yang dilakukan di kolam karet, lakukan pengenalan air secara bertahap dimulai dengan membasuh seluruh tubuhnya. Lalu dalam posisi duduk gerakkan kaki silih berganti dan gerakkan tangannya seperti mencipratkan air. Jangan lupa, tetap bawa serta mainan air kesayangannya agar si kecil tak cepat bosan berada di kolam.

* Tahap berikutnya, gunakan pelampung yang berbentuk ban yang mampu menahan tubuhnya atau yang dilingkarkan pada pergelangan tangan. Fungsi pelampung ini selain sebagai alat pengaman, juga bisa membantu bayi berlatih "mengapung". Sambil menggunakan pelampung, bawa ia menyusuri pinggir kolam. Tapi ingat, jangan sesekali melepaskan pegangan maupun pengawasan Anda dari si kecil.

* Secara bertahap penggunaan pelampung sebaiknya dihentikan agar bayi tak tergantung pada alat tersebut. Sebagai pengganti pelampung, ayah/ibu bisa memegangi badan si kecil dan ajak untuk menikmati acara jalan-jalan di dalam kolam. Jika ia sudah terbiasa dengan air yang ada di sekelilingnya, secara bertahap pula ajak ia berenang di kolam yang lebih dalam.

* Agar bayi lebih termotivasi bereksplorasi di air, ajak anak-anak yang lain. Dengan proses belajar yang menyenangkan di antara banyak teman, tentu bayi akan lebih bersemangat. Secara tidak langsung, dengan banyaknya teman yang ikut berlatih, dalam diri bayi akan tumbuh keyakinan bahwa berenang itu sungguh menyenangkan.

* Pengawasan dan pendampingan orang tua memang jelas-jelas harus dilakukan. Ini penting karena tak sedikit bayi yang nyaris tenggelam atau tersedak akibat mulut atau hidungnya kemasukan air. Jika mengalami hal tak menyenangkan seperti itu bukan tidak mungkin bayi jadi enggan berenang. Sementara jika bayi memang sulit diajari berenang karena takut air, amat disarankan agar orang tua tidak memaksakan kehendak. Mungkin dia butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan air. Yang penting, jalani proses belajar berenang dengan suasana bermain yang menyenangkan.


3 komen:

gecko mengatakan...

ikod...

didip sasmitoadi mengatakan...

melu melu wae. makasih pakdhe visite nya. ^_*

Negeri Info mengatakan...

Anakku juga mau aku ajarin renang ah sob